Pemerintah kabupaten Rokan hulu Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Ibu Aknes Yulia

Pemerintah kabupaten Rokan hulu Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Ibu Aknes Yulia

Pemerintah kabupaten Rokan Hulu Turut Berduka cita atas Wafatnya Bapak Nifza Bin Rahman

Pemerintah kabupaten Rokan Hulu Turut Berduka cita atas Wafatnya Bapak Nifza Bin Rahman

Pemkab Rohil ingatkan bahaya malaria

Pemkab Rohil ingatkan bahaya malaria

Stop karhutla Pemkab Rohil

Stop karhutla Pemkab Rohil

Selamat Hari Raya Idul Adha DPRD Rohil

Selamat Hari Raya Idul Adha DPRD Rohil

Selamat hari Raya idul adha

Selamat hari Raya idul adha

Pelantikan Bupati Kabupaten Siak

Pelantikan Bupati Kabupaten Siak

Pelantikan Pemimpin dan anggota DPRD Rokan Hilir

Pelantikan Pemimpin dan anggota DPRD Rokan Hilir

Iklan

”Selamat Datang di Portal Berita Media online www.suaradaerahnews.com, semoga setiap berita yang kami sajikan kepada masyarakat bisa bermanfaat, terimakasih”
Suara Daerah News
Minggu, 10 Agustus 2025, Agustus 10, 2025 WIB
Last Updated 2025-08-10T07:09:17Z
PEKANBARU

Pawai Budaya HUT ke-68 Riau: Ketika Sejarah Hidup Kembali di Tengah Kota

 


Pekanbaru - Suaradaerahnews.com
Langit Pekanbaru pada Minggu (10/8/2025) adalah kanvas bagi Pawai Budaya yang merayakan Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau. Ratusan jiwa, berbalut warna dan riang gembira, tumpah ruah di jalanan. Mereka bukan hanya peserta, melainkan penjelajah waktu yang menghidupkan kembali narasi-narasi masa lalu, melukisnya di atas aspal dengan tarian, musik, dan senyum yang memancar dari setiap busana adat yang mereka kenakan.

Rute pawai yang membentang dari Jalan Gajah Mada menjadi panggung bagi sebuah perayaan keberagaman. Di sana, napas kebudayaan Melayu berbaur harmonis dengan aneka ragam seni etnis lain, menciptakan simfoni visual yang memukau. Kaki-kaki penari melangkah gemulai, musik tradisional mengalun merdu, dan busana adat dari 12 kabupaten/kota berkelindan, seolah menjahit sebuah selendang kebersamaan di Bumi Lancang Kuning.

Upacara pelepasan pawai dipimpin oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Zulkifli Syukur, bersama jajaran Forkopimda. Di bawah sorot mata yang penuh harap, Zulkifli Syukur menyampaikan apresiasinya yang tulus kepada setiap individu yang menjadi bagian dari perayaan ini.

"Melalui pawai budaya ini, kita tidak hanya merayakan hari jadi, tetapi juga merajut kembali rasa kebersamaan, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan budaya," ujarnya.

Lebih dari sekadar tontonan, pawai ini adalah sebuah ritual pelestarian. Zulkifli Syukur menegaskan bahwa budaya adalah benteng terakhir yang menjaga identitas di tengah derasnya arus modernisasi.

Di tangannyalah, kata Zulkifli, terletak kekuatan sejati sebuah daerah. Ia adalah akar yang menopang pohon kebanggaan, dan kekuatan yang harus diwariskan dengan sepenuh hati kepada generasi muda.

Pawai ini adalah buku cerita visual bagi anak-anak Riau. Dengan mata berbinar, mereka menyaksikan sejarah yang hidup, belajar untuk mencintai dan menjaga apa yang telah diwariskan oleh para leluhur.

"Anak-anak kita perlu dikenalkan dengan nilai-nilai budaya sejak dini. Melalui kegiatan seperti ini, mereka dapat melihat langsung betapa kayanya warisan seni dan tradisi Riau," ungkap Zulkifli.

Dia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadi duta budaya. Ia menyerukan agar keindahan seni dan tradisi Riau tidak hanya berdiam di kampung halaman, melainkan harus diterbangkan hingga ke kancah nasional bahkan internasional. Menurutnya, budaya adalah magnet pariwisata yang kuat, yang jika dikelola dengan bijak, akan membawa kemajuan bagi daerah.

Di sepanjang rute, kerumunan warga menjadi saksi bisu dari euforia yang tak terbendung. Mereka mengabadikan setiap detik keindahan dengan kamera gawai, menangkap jejak-jejak peradaban dalam piksel-piksel modern. Tepuk tangan dan sorakan riang adalah melodi yang mengiringi langkah para penampil, sebuah apresiasi yang membuktikan bahwa warisan budaya takkan pernah mati.

Dengan Pawai Budaya ini, Riau tidak hanya merayakan usia, tetapi juga menegaskan kembali komitmennya untuk berdiri tegak di atas pondasi budaya yang kokoh. Hari Jadi ke-68 ini bukan sekadar angka, melainkan penanda sebuah perjalanan panjang yang terus berlanjut, di mana masa lalu menjadi cermin bagi masa depan, dan setiap langkah adalah janji untuk menjaga marwah budaya Melayu.(Amanah)